Kisah Legenda Guha Ulee Keubeu (Gua Kepala Kerbau)
Aceh merupakan daerah yang kaya, baik berupa sumber daya alamnya, budaya, sejarah, dan tempat-tempat wisata, baik tempat wisata alam maupun tempat wisata religi. Akan tetapi dalam perkembangannya banyak tempat-tempat bersejarah jaman dulu yang sarat dengan berbagai cerita penuh makna hilang tenggelam dalam pusaran zaman.
Untuk itu penulis mencoba untuk menelusuri beberapa tempat yang ada di sekitar untuk menggali agar cerita dan tempat-tempat bersejarah tidak hilang begitu saja. Salah satu tempat bersejarah yang menjadi legenda di Aceh adalah Guha Ulee Keubeu (Gua Kepala Kerbau). Gua tersebut terletak di Desa Juli Paseh, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh. Lokasinya berjarak sekitar 3 km dari Kota Bireuen. Akan tetapi, walaupun sangat dekat dengan kot Bireuen, keberadaan Guha Ulee Keubeu seakan sudah terlupakan. Tidak banyak yang mengingat akan cerita Legenda Guha Ulee Keubeu melainkan hanya beberapa orang saja. Padahal Guhaa Ulee Keubeu tersebut sangat layak untuk dijadikan lokasi wisata.
Adapun Kisah Legenda Guhaa Ulee Keubeu sebagai berikut :
Pada zaman dahulu, hiduplah satu keluarga, mereka mempunyai dua orang anak Kakak beradik. Kedua Kakak beradik tersebut sehari-harinya bekerja mengembalakan sapi di ladang rerumputan dekat pinggiran bukit. Si Abang kebiasaannya memotong rumput, dan si adik bertugas mengawasi hewan ternaknya.
Hingga tiba-tiba pada suatu hari, ketika sedang bekerja, terjadilah gempa, tanah bergerak dan bukit seakan-akan bergoyang. Tanpa diduga muncullah lobang besar di dinding bukit dekat tempat mereka mengembala. Belum hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba terdengar suara ribut yang berasal dari dalam lubang tersebut.
Karena penasaran kedua kakak beradik tersebut akhirnya mendekati dinding lobang, tiba-tiba dari dalam lobang keluarlah kerbau yang sangat banyak. Melihat banyaknya kerbau, timbullah pikiran pada kakak beradik tersebut untuk menangkap dan mengumpulkan kerbau-kerbau tersebut. Terbayang dalam fikiran mereka akan kekayaan yang akan dapat mereka dari hasil penjualan kerbau tersebut.
Agar tidak keributan antara keduanya, merekapun mencari cara untuk membagi kerbau-kerbau tersebut dengan adil. Akhirnya dibuatlah kesepakatan, kalau kerbau yang keluar dari Gua menuju ke arah utara maka kerbau tersebut untuk sang kakak. Dan seandainya kerbau tersebut menuju ke arah selatan, maka tersebut untuk sang adik.
Pada mulanya kesepakatan tersebut berjalan lancar, ratusan kerbau terus keluar dari dalam gua, mereka kemudian menghimpun dan mengumpulkan kerbau di tempat masing-masing. Tiba-tiba kerbau berhenti keluar dan dari dalam gua terdengar suara yang sangat keras, seakan-akan Gua tersebut akan runtuh.
Karena penasaran kakak beradik ini mendeka dan kemudian masuk ke dalam lubang Gua untuk melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi. Setelah beberapa meter masuk ke dalam, akhirnya mereka sangat terkejut ketika menemukan sumber keributan tadi. Ternyata sumber suara keras tersebut berasal dari seekor kerbau besar yang akan keluar. Akan tetapi karena tubuhnya sangat besar, yang ukurannya jauh lebih besar dari kerbau-kerbau sebelumnya, maka hanya kepalanya saja yang baru keluar sedangkan badannya masih berada dalam dinding gua.
Melihat besar dan indahnya kerbau terakhir ini, tiba-tiba muncul keinginan kakak beradik tersebut untuk menguasai agar kerbau ini menjadi milik mereka sendiri. Kesepakatan yang mereka buat sebelumnya akhirnya dilupakan. Keserakahan tiba-tiba muncul, menyebabkan kedua kakak beradik ini menjadi tidak sabar. Akhirnya mereka berkelahi di dalam gua, tanpa satupun ada yang mau mengalah.
Ketika sedang berkelahi, tiba-tiba terjadi keanehan, Kerbau besar yang akan keluar tiba-tiba diam dan tidak bersuara lagi. Kakak beradik inipun akhirnya menghentikan perkelahian mereka. Kemudian mereka mendekati Kerbau Besar tadi dan akhirnya mendapati Kepala Kerbau tersebut ternyata sudah menjadi batu.
Mengetahui kejadian tersebut, akhirnya mereka sadar kalau mereka telah melakukan kesalahan. Kemudian mereka keluar dari gua dan menuruni bukit, menuju ke tempat kerbau yang mereka kumpulkan sebelumnya. Akan tetapi kerbau-kerbau tersebut ternyata telah hilang tak berbekas. Merekapun menangis dan menyesali kesalahan mereka. Akibat serakah, kekayaan yang sudah di depan mata akhirnya lenyap begitu saja.
Demikian kisah singkat Legenda Ulee Keubeu, banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari legenda atau kisah-kisah rakyat zaman dulu. Saat ini, banyak tempat-tempat bersejarah yang terancam keberadaannya. Ancaman terbesar tempat atau benda bersejarah yang ada di perbukitan berasal dari penambangan liar. Mudah-mudahan mendapat perhatian dari kita semua.
Penulis : Herri Saifuddin
Untuk itu penulis mencoba untuk menelusuri beberapa tempat yang ada di sekitar untuk menggali agar cerita dan tempat-tempat bersejarah tidak hilang begitu saja. Salah satu tempat bersejarah yang menjadi legenda di Aceh adalah Guha Ulee Keubeu (Gua Kepala Kerbau). Gua tersebut terletak di Desa Juli Paseh, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh. Lokasinya berjarak sekitar 3 km dari Kota Bireuen. Akan tetapi, walaupun sangat dekat dengan kot Bireuen, keberadaan Guha Ulee Keubeu seakan sudah terlupakan. Tidak banyak yang mengingat akan cerita Legenda Guha Ulee Keubeu melainkan hanya beberapa orang saja. Padahal Guhaa Ulee Keubeu tersebut sangat layak untuk dijadikan lokasi wisata.
Adapun Kisah Legenda Guhaa Ulee Keubeu sebagai berikut :
Pada zaman dahulu, hiduplah satu keluarga, mereka mempunyai dua orang anak Kakak beradik. Kedua Kakak beradik tersebut sehari-harinya bekerja mengembalakan sapi di ladang rerumputan dekat pinggiran bukit. Si Abang kebiasaannya memotong rumput, dan si adik bertugas mengawasi hewan ternaknya.
Hingga tiba-tiba pada suatu hari, ketika sedang bekerja, terjadilah gempa, tanah bergerak dan bukit seakan-akan bergoyang. Tanpa diduga muncullah lobang besar di dinding bukit dekat tempat mereka mengembala. Belum hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba terdengar suara ribut yang berasal dari dalam lubang tersebut.
Karena penasaran kedua kakak beradik tersebut akhirnya mendekati dinding lobang, tiba-tiba dari dalam lobang keluarlah kerbau yang sangat banyak. Melihat banyaknya kerbau, timbullah pikiran pada kakak beradik tersebut untuk menangkap dan mengumpulkan kerbau-kerbau tersebut. Terbayang dalam fikiran mereka akan kekayaan yang akan dapat mereka dari hasil penjualan kerbau tersebut.
Agar tidak keributan antara keduanya, merekapun mencari cara untuk membagi kerbau-kerbau tersebut dengan adil. Akhirnya dibuatlah kesepakatan, kalau kerbau yang keluar dari Gua menuju ke arah utara maka kerbau tersebut untuk sang kakak. Dan seandainya kerbau tersebut menuju ke arah selatan, maka tersebut untuk sang adik.
Pada mulanya kesepakatan tersebut berjalan lancar, ratusan kerbau terus keluar dari dalam gua, mereka kemudian menghimpun dan mengumpulkan kerbau di tempat masing-masing. Tiba-tiba kerbau berhenti keluar dan dari dalam gua terdengar suara yang sangat keras, seakan-akan Gua tersebut akan runtuh.
Karena penasaran kakak beradik ini mendeka dan kemudian masuk ke dalam lubang Gua untuk melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi. Setelah beberapa meter masuk ke dalam, akhirnya mereka sangat terkejut ketika menemukan sumber keributan tadi. Ternyata sumber suara keras tersebut berasal dari seekor kerbau besar yang akan keluar. Akan tetapi karena tubuhnya sangat besar, yang ukurannya jauh lebih besar dari kerbau-kerbau sebelumnya, maka hanya kepalanya saja yang baru keluar sedangkan badannya masih berada dalam dinding gua.
Melihat besar dan indahnya kerbau terakhir ini, tiba-tiba muncul keinginan kakak beradik tersebut untuk menguasai agar kerbau ini menjadi milik mereka sendiri. Kesepakatan yang mereka buat sebelumnya akhirnya dilupakan. Keserakahan tiba-tiba muncul, menyebabkan kedua kakak beradik ini menjadi tidak sabar. Akhirnya mereka berkelahi di dalam gua, tanpa satupun ada yang mau mengalah.
Ketika sedang berkelahi, tiba-tiba terjadi keanehan, Kerbau besar yang akan keluar tiba-tiba diam dan tidak bersuara lagi. Kakak beradik inipun akhirnya menghentikan perkelahian mereka. Kemudian mereka mendekati Kerbau Besar tadi dan akhirnya mendapati Kepala Kerbau tersebut ternyata sudah menjadi batu.
Mengetahui kejadian tersebut, akhirnya mereka sadar kalau mereka telah melakukan kesalahan. Kemudian mereka keluar dari gua dan menuruni bukit, menuju ke tempat kerbau yang mereka kumpulkan sebelumnya. Akan tetapi kerbau-kerbau tersebut ternyata telah hilang tak berbekas. Merekapun menangis dan menyesali kesalahan mereka. Akibat serakah, kekayaan yang sudah di depan mata akhirnya lenyap begitu saja.
Demikian kisah singkat Legenda Ulee Keubeu, banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari legenda atau kisah-kisah rakyat zaman dulu. Saat ini, banyak tempat-tempat bersejarah yang terancam keberadaannya. Ancaman terbesar tempat atau benda bersejarah yang ada di perbukitan berasal dari penambangan liar. Mudah-mudahan mendapat perhatian dari kita semua.
Penulis : Herri Saifuddin
Post a Comment for "Kisah Legenda Guha Ulee Keubeu (Gua Kepala Kerbau)"