Mengganti Lelah Menjadi Lillah, Agar Setiap Aktivitas Bernilai Ibadah

Gambar : Pixabay.com
Setiap manusia mempunyai aktivitas yang berbeda setiap hari, tergantung dari profesi yang dijalaninya. Masing-masing aktivitas menghasilkan rasa lelah yang berbeda, bagi yang bekerja dengan mengandalkan kekuatan tenaga maka yang terasa lelah adalah fisiknya, lelah fisik lebih mudah hilang, dengan beristirahat dan makanan yang cukup, rasa lelah tersebut akan cepat hilang. Akan tetapi berbeda halnya dengan rasa lelah bagi orang yang bekerja dengan fikiran, rasa lelah tersebut kemungkinan sulit hilang, apalagi bila ditambah dengan tekanan mental, yang bisa menyebabkan seseorang kehilangan gairah, nafsu makan yang bisa memicu timbulnya berbagai penyakit.
Akan tetapi, seberapapun beratnya hidup ini manusia tidaklah perlu kecewa, karena tiada satupun aktivitas manusia yang luput dari perhatian Allah SWT. Segala aktivitasnya baik waktu siang ataupun malam, semenjak kecil sampai akhir hayatnya selalu dalam pantauan Allah SWT. Rasa lelah akibat segala aktivitas tersebut bisa benilai ibadah apabila diniatkan untuk dikerjakan karena Allah (Lillah).
Untuk membahasnya maka perlu diketahui arti lillah, lillah berasal dari bahasa Arab. Adapun arti "lillah" secara bahasa sebagai berikut :
Lillah (kata) yaitu:
Lillah (kata) yaitu:
اللَّه dan لِ
لِ artinya adalah karena, milik, untuk
اللَّهُ, artinya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan demikian arti dari lillah disini adalah seseorang mengerjakan segala sesuatu diniatkan karena Allah SWT.
Bagaimana Mengubah Lelah Menjadi Lillah?
Adapun maksud mengubah lelah menjadi lillah adalah agar segala rasa capek, letih yang kita dapat dari segala aktivitas kita sehari-hari dapat bernilai pahala, dicatat oleh Allah menjadi amal kebaikan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan agar semuanya bernilai disisi Allah sebagai berikut :
1. Dalam Bekerja Ataupun Beraktivitas Haruslah Selalu Diniatkan Ikhlas Karena Allah.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya :
"Sesungguhnya perbuatan itu hanya tergantung kepada niat, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barang siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan". (H.R. Bukhari).
Niat adalah penentu bernilainya suatu ibadah, diterima atau tidaknya suatu ibadah sangat tergantung dari niatnya. Untuk itu, supaya usaha yang dilakukan tidak hanya mendapatkan lelah saja, maka harus diniatkan karena Allah agar segala pekerjaan tersebut bernilai ibadah.
Niatkanlah segala sesuatu yang dilakukan ikhlas hanya kepada Allah SWT. Ikhlas adalah sikap menerima sesuatu dengan lapang dada apapun yang terjadi. Ketika sudah berniat karena Allah, maka kita tidak akan kecewa terhadap apapun hasil yang didapatkan.
2. Bekerja Dengan Benar Dan Penuh Tanggung Jawab.
Dalam Surat Al-Qashash Ayat 77, Allah SWT berfirman, artinya:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashash : 77).
Dalam hidup ini, ada berbagai macam ibadah, ada ibadah yang rutin dilaksanakan sehari-hari, seperti shalat, zakat, puasa, shadaqah, haji dan berbagai ibadah lainnya, dan ada juga amalan yang bisa bernilai ibadah seperti bekerja dan memberi nafkah kepada keluarga.
Ketika seseorang sudah meniatkan pekerjaan ataupun aktivitasnya dilakukan karena Allah, maka dia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya, walaupun tanpa ada pengawasan dari manusia. Karena baginya pekerjaan tersebut tidak semata-mata mengharap balasan dari manusia, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah mendapat balasan dari Allah SWT.
3. Bersabarlah Dalam Menghadapinya
Lelah, letih dan susah dalam bekerja bisa menjadi ladang pahala bagi orang yang sabar dalam menghadapinya, apabila pekerjaan tersebut senantiasa diniatkan semata-mata karena Allah (lillah). Oleh karenanya ikutilah petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah dalam beraktivitas agar lelah menjadi berkah. Jangan sampai lelah-lelah berusaha, tapi ternyata usaha kita berada pada jalan yang dimurkai Allah.
Apapun aktivitas yang dilakukan, hendaklah yang dicari keberkahan dari Allah, bukan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa membedakan yang halal dan yang haram. Sangat penting untuk meluruskan niat dalam beramal hanya karena Allah SWT, agar lelah yang dirasakan bernilai ibadah disisi Allah.
Penulis : Julia binti Saridin
Dengan demikian arti dari lillah disini adalah seseorang mengerjakan segala sesuatu diniatkan karena Allah SWT.
Bagaimana Mengubah Lelah Menjadi Lillah?
Adapun maksud mengubah lelah menjadi lillah adalah agar segala rasa capek, letih yang kita dapat dari segala aktivitas kita sehari-hari dapat bernilai pahala, dicatat oleh Allah menjadi amal kebaikan. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan agar semuanya bernilai disisi Allah sebagai berikut :
1. Dalam Bekerja Ataupun Beraktivitas Haruslah Selalu Diniatkan Ikhlas Karena Allah.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya :
"Sesungguhnya perbuatan itu hanya tergantung kepada niat, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barang siapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan". (H.R. Bukhari).
Niat adalah penentu bernilainya suatu ibadah, diterima atau tidaknya suatu ibadah sangat tergantung dari niatnya. Untuk itu, supaya usaha yang dilakukan tidak hanya mendapatkan lelah saja, maka harus diniatkan karena Allah agar segala pekerjaan tersebut bernilai ibadah.
Niatkanlah segala sesuatu yang dilakukan ikhlas hanya kepada Allah SWT. Ikhlas adalah sikap menerima sesuatu dengan lapang dada apapun yang terjadi. Ketika sudah berniat karena Allah, maka kita tidak akan kecewa terhadap apapun hasil yang didapatkan.
2. Bekerja Dengan Benar Dan Penuh Tanggung Jawab.
Dalam Surat Al-Qashash Ayat 77, Allah SWT berfirman, artinya:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashash : 77).
Dalam hidup ini, ada berbagai macam ibadah, ada ibadah yang rutin dilaksanakan sehari-hari, seperti shalat, zakat, puasa, shadaqah, haji dan berbagai ibadah lainnya, dan ada juga amalan yang bisa bernilai ibadah seperti bekerja dan memberi nafkah kepada keluarga.
Ketika seseorang sudah meniatkan pekerjaan ataupun aktivitasnya dilakukan karena Allah, maka dia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya, walaupun tanpa ada pengawasan dari manusia. Karena baginya pekerjaan tersebut tidak semata-mata mengharap balasan dari manusia, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah mendapat balasan dari Allah SWT.
3. Bersabarlah Dalam Menghadapinya
Lelah, letih dan susah dalam bekerja bisa menjadi ladang pahala bagi orang yang sabar dalam menghadapinya, apabila pekerjaan tersebut senantiasa diniatkan semata-mata karena Allah (lillah). Oleh karenanya ikutilah petunjuk Al-Qur'an dan Sunnah dalam beraktivitas agar lelah menjadi berkah. Jangan sampai lelah-lelah berusaha, tapi ternyata usaha kita berada pada jalan yang dimurkai Allah.
Apapun aktivitas yang dilakukan, hendaklah yang dicari keberkahan dari Allah, bukan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa membedakan yang halal dan yang haram. Sangat penting untuk meluruskan niat dalam beramal hanya karena Allah SWT, agar lelah yang dirasakan bernilai ibadah disisi Allah.
Penulis : Julia binti Saridin
Post a Comment for "Mengganti Lelah Menjadi Lillah, Agar Setiap Aktivitas Bernilai Ibadah"