Kasih Sayang Orang Tua Melindungi Remaja dari Kerusakan Moral
Saat ini kita hidup pada zaman “revolusi hati” dimana berbagai rayuan secara bervariasi datang mengundang. Banyak orang bersikeras untuk segera memuaskan hasrat dan keinginan mereka, ketika hal-hal bertema seksual begitu mudah ditemukan berbagai media, baik di saluran televisi dan internet. Ketika cara komunikasi antara remaja pria dan wanita sangat mudah dan tiada batas, maka tiada diragukan lagi akan mengakibatkan turunnya moralitas dan kendali diri di antara banyak remaja dari kedua jenis kelamin tersebut.
Seluruh masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk melindungi remaja dari kemerosotan moral, tetapi tidak ada yang menyangkal fakta bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang utama. Karena merekalah yang paling terkait dan paling dekat dengan para remaja, penjaga yang paling punya wenenang atas anaknya. Merekalah yang paling memahami, mengenal kebutuhan dan sifat anak-anaknya.
Untuk itu, Izinkan saya memberikan beberapa saran yang bisa membantu menjaga remaja dari risiko-risiko yang telah disebutkan di atas:
1. Kerusakan moral pada remaja tidak hanya terjadi ketika mereka terkontaminasi ketika berada di luar rumah, akan tetapi hal juga telah memasuki setiap rumah dan setiap ruang, bahkan di kamar tidur kita. Oleh karena itu, kita tidak dapat menjamin perlindungan moral untuk anak-anak kita, kecuali melalui sebuah suasana keluarga yang dipenuhi cinta, kasih sayang, komunikasi yang efektif dan saling berbagi. Inilah suasana yang anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan suka, merasakan kebahagiaan secara spiritual dan emosional.
"Penelitian yang tidak terhitung jumlahnya telah menunjukkan bahwa motif kebanyakan remaja baik laki-laki maupun perempuan, mencari perhatian lawan jenis adalah sebuah keinginan untuk memenuhi dahaga emosional yang mereka rasakan, sebagai hasil dari perlakuan yang kering kasih sayang di dalam rumah mereka."
2. Banyak orang tua tanpa sengaja membangkitkan keingintahuan anak-anak atau remaja tentang hal-hal berbau seksual saat mereka bercanda dengan sindiran seksual. Hal ini pasti akan memicu hasrat remaja laki-laki dan perempuan untuk menemukan dan mengetahui lebih jauh tentang rahasia jenis kelamin yang lain. Jadi, mari kita mewaspadai tentang masalah ini.
3. Banyak dari remaja saat ini, meski mereka berasal dari keluarga muslim yang baik-baik, tetapi tetap mengalami kekosorgan spiritual atau ruhiyah yang besar. Ini berasal dari sedikitnya kedekatan dengan Allah SWT dan sedikitnya orientasi terhadap akhirat. Selain itu, remaja-remaja tersebut memiliki minat intelektual yang kecil. Mereka tidak memiliki tujuan atau cita-cita. Mereka hampir tidak memiliki ketertarikan mengenai urusan keumatan atau negara mereka. Mereka bahkan tidak memedulikan bagaimana sulitnya ayah mereka bekerja untuk menghidupi keluarga.
Berangkat dari ini, maka kita perlu meningkatkan pengalaman ruhiyah remaja dan dengan membuat mereka senang dengan memikirkan hal-hal yang besar, kita dapat mengurangi risiko kontaminasi moral terhadap anak-anak kita. Perbaikan yang nyata adalah pada perkembangan dari jaringan sosial yang melibatkan semua pihak dengan baik, yakni pada media, dunia pendidikan, dan di dalam keluarga untuk bersama-sama melindungi anak-anak dan remaja dari berbagai permasalahan seksual, penyalahgunaan obat-obatan, dan perbuatan tidak wajar.
4. Mencegah Pergaulan bebas remaja laki-laki dan Perempuan. Dengan membiarkan remaja laki-laki dan perempuan bercampur baur, ibarat meletakkan minyak didekat bara api. Hal ini sangat beresiko untuk terjadinya kerusakan moral akibat terjadinya perilaku menyimpang yang diharamkan oleh agama. Untuk itu, kita harus menjauhkan dan menghindarkannya sejauh mungkin.
5. Selalu pantau aktivitas anak-anak di luar rumah. Sebab, saat ini tempat yang mencurigakan dan buruk semakin bertambah di masyarakat. Selain berdoa untuk meminta perlindungan Allah, penjagaan yang nyata untuk menjauhkan anak-anak kita dari tempat-tempat itu adalah dengan menaikkan tingkat pengawasan terhadap mereka. Orang tua harus semakin perhatian dan waspada terhadap kegiatan anak-anaknya.
6. Akan lebih baik jika kamar anak-anak tidak terdapat radio, televisi, atau internet. Perangkat-perangkat itu bisa membuat mereka tetap terisolasi dari keluarga dan akan membuat buruknya moral dan akhlak mereka. Perlu adanya pembatasan agar berbagai perangkat hiburan dan komunikasi yang ada di rumah tidak dipergunakan untuk kegiatan yang menyebabkan terjadinya kerusakan moral.
Namun, yang pertama dan yang paling utama, Setiap kita melakukan upaya kita harus selalu memohon kepada Allah SWT untuk membimbing dan melindungi anak-anak kita. Kita sebagai orang tua mungkin telah melakukan yang terbaik, tetapi kita sebagai makhluk dan kita selalu membutuhkan pertolongan Allah SWT untuk membimbing anak kita sebaik mungkin, seperti yang sering kita baca dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya." (Al-Qashash : 56)
Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan keluarga kita dari berbagai cobaan dan tantangan untuk sekarang dan di masa yang akan datang.
Sumber : Anakmu Sudah Remaja, Karangan Prof. Abdul Karim Bakkar
Seluruh masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk melindungi remaja dari kemerosotan moral, tetapi tidak ada yang menyangkal fakta bahwa orang tua memiliki tanggung jawab yang utama. Karena merekalah yang paling terkait dan paling dekat dengan para remaja, penjaga yang paling punya wenenang atas anaknya. Merekalah yang paling memahami, mengenal kebutuhan dan sifat anak-anaknya.
Untuk itu, Izinkan saya memberikan beberapa saran yang bisa membantu menjaga remaja dari risiko-risiko yang telah disebutkan di atas:
1. Kerusakan moral pada remaja tidak hanya terjadi ketika mereka terkontaminasi ketika berada di luar rumah, akan tetapi hal juga telah memasuki setiap rumah dan setiap ruang, bahkan di kamar tidur kita. Oleh karena itu, kita tidak dapat menjamin perlindungan moral untuk anak-anak kita, kecuali melalui sebuah suasana keluarga yang dipenuhi cinta, kasih sayang, komunikasi yang efektif dan saling berbagi. Inilah suasana yang anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan suka, merasakan kebahagiaan secara spiritual dan emosional.
"Penelitian yang tidak terhitung jumlahnya telah menunjukkan bahwa motif kebanyakan remaja baik laki-laki maupun perempuan, mencari perhatian lawan jenis adalah sebuah keinginan untuk memenuhi dahaga emosional yang mereka rasakan, sebagai hasil dari perlakuan yang kering kasih sayang di dalam rumah mereka."
2. Banyak orang tua tanpa sengaja membangkitkan keingintahuan anak-anak atau remaja tentang hal-hal berbau seksual saat mereka bercanda dengan sindiran seksual. Hal ini pasti akan memicu hasrat remaja laki-laki dan perempuan untuk menemukan dan mengetahui lebih jauh tentang rahasia jenis kelamin yang lain. Jadi, mari kita mewaspadai tentang masalah ini.
3. Banyak dari remaja saat ini, meski mereka berasal dari keluarga muslim yang baik-baik, tetapi tetap mengalami kekosorgan spiritual atau ruhiyah yang besar. Ini berasal dari sedikitnya kedekatan dengan Allah SWT dan sedikitnya orientasi terhadap akhirat. Selain itu, remaja-remaja tersebut memiliki minat intelektual yang kecil. Mereka tidak memiliki tujuan atau cita-cita. Mereka hampir tidak memiliki ketertarikan mengenai urusan keumatan atau negara mereka. Mereka bahkan tidak memedulikan bagaimana sulitnya ayah mereka bekerja untuk menghidupi keluarga.
Berangkat dari ini, maka kita perlu meningkatkan pengalaman ruhiyah remaja dan dengan membuat mereka senang dengan memikirkan hal-hal yang besar, kita dapat mengurangi risiko kontaminasi moral terhadap anak-anak kita. Perbaikan yang nyata adalah pada perkembangan dari jaringan sosial yang melibatkan semua pihak dengan baik, yakni pada media, dunia pendidikan, dan di dalam keluarga untuk bersama-sama melindungi anak-anak dan remaja dari berbagai permasalahan seksual, penyalahgunaan obat-obatan, dan perbuatan tidak wajar.
4. Mencegah Pergaulan bebas remaja laki-laki dan Perempuan. Dengan membiarkan remaja laki-laki dan perempuan bercampur baur, ibarat meletakkan minyak didekat bara api. Hal ini sangat beresiko untuk terjadinya kerusakan moral akibat terjadinya perilaku menyimpang yang diharamkan oleh agama. Untuk itu, kita harus menjauhkan dan menghindarkannya sejauh mungkin.
5. Selalu pantau aktivitas anak-anak di luar rumah. Sebab, saat ini tempat yang mencurigakan dan buruk semakin bertambah di masyarakat. Selain berdoa untuk meminta perlindungan Allah, penjagaan yang nyata untuk menjauhkan anak-anak kita dari tempat-tempat itu adalah dengan menaikkan tingkat pengawasan terhadap mereka. Orang tua harus semakin perhatian dan waspada terhadap kegiatan anak-anaknya.
6. Akan lebih baik jika kamar anak-anak tidak terdapat radio, televisi, atau internet. Perangkat-perangkat itu bisa membuat mereka tetap terisolasi dari keluarga dan akan membuat buruknya moral dan akhlak mereka. Perlu adanya pembatasan agar berbagai perangkat hiburan dan komunikasi yang ada di rumah tidak dipergunakan untuk kegiatan yang menyebabkan terjadinya kerusakan moral.
Namun, yang pertama dan yang paling utama, Setiap kita melakukan upaya kita harus selalu memohon kepada Allah SWT untuk membimbing dan melindungi anak-anak kita. Kita sebagai orang tua mungkin telah melakukan yang terbaik, tetapi kita sebagai makhluk dan kita selalu membutuhkan pertolongan Allah SWT untuk membimbing anak kita sebaik mungkin, seperti yang sering kita baca dalam Al-Qur'an:
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya." (Al-Qashash : 56)
Semoga Allah SWT selalu melindungi kita dan keluarga kita dari berbagai cobaan dan tantangan untuk sekarang dan di masa yang akan datang.
Sumber : Anakmu Sudah Remaja, Karangan Prof. Abdul Karim Bakkar
Post a Comment for "Kasih Sayang Orang Tua Melindungi Remaja dari Kerusakan Moral"