Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah lelaki Shaleh, Seekor Harimau dan Istri Yang Galak

Kisah Lelaki Shaleh, Seekor Harimau dan Istri Yang Galak
Kisah lelaki Shaleh, Seekor Harimau dan Istri Yang Galak
Gambar : Pixabay.com

Kisah ini diceritakan dalam tulisan Imam Adz Zahabi dalam karyanya Al-Kabair. Pada zaman dahulu hiduplah sepasang suami istri. Sang suami merupakan seorang lelaki yang shaleh, sedangkan istrinya adalah wanita yang sangat buruk akhlaknya. Hampir tiap hari umpatan dan kata-kata kasar diucapkan kepada suaminya. Namun lelaki shaleh itu selalu bersabar dan tidak membalas setiap cacian yang keluar dari mulut istrinya.

Untuk menafkahi keluarganya, maka sehari-hari lelaki shaleh itu bekerja mencari kayu ke hutan. Kayu yang didapatkan tersebut kemudian dijual dan hasilnya dipergunakan untuk membeli kebutuhan sehari-harinya.

Hingga suatu hari lelaki tersebut kedatangan saudaranya dari jauh. Ketika sang tamu sampai, ternyata lelaki shaleh itu tidak ada di rumah dan yang ada di rumah hanya istrinya. Tamu tersebut kemudian memberi salam : “Assalamu’alaikum”. Tiba-tiba terdengar suara wanita dalam rumah : “Dia sedang cari kayu, semoga Allah tak membiarkannya pulang dan tak memberinya keselamatan”

Sang tamu berdiri termangu tak menyangka mendengar jawaban ketus dari seorang wanita dari dalam rumah. Hingga sesaat kemudian terlihat saudaranya datang dari kejauhan, dengan diiringi seekor harimau besar yang dimuati seikat kayu dipunggungnya. Kemudian lelaki itu menyuruh sang harimau pergi.

Kemudian lelaki shaleh dan saudaranya berjumpa, mereka pun saling berangkulan dan memberi salam. Kemudian lelaki tersebut mengajak saudaranya untuk masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba terdengar suara si istri yang mencaci dan mengumpat suaminya tanpa mempedulikan suaminya sedang kedatangan tamu. Si tamu heran tapi tidak menanyakan apa-apa mengenai kejadian tersebut. Kata-kata kasar si Isteri terus terdengar sampai sang tamu meminta izin untuk pulang ke tempat tinggalnya. Tampak sang tamu sangat kagum terhadap kesabaran saudaranya itu.

Waktupun berlalu, hingga setahun kemudian, saudara lelaki shaleh tersebut datang kembali untuk bersilaturahmi. Kemudian dia mengetuk pintu dan memberi salam. Tiba-tiba dari dalam rumah terdengar suara seorang wanita menjawab salam sambil berkata :”Ahlan wa sahlan, tunggu sebentar, insya Allah sebentar lagi suamiku pulang dalam keadaan selamat dan sehat wal’afiat”. Sang tamu terkejut, karena tidak menyangka akan mendapat jawaban yang jauh berbeda dari sebelumnya. Jawaban istri saudaranya itu sekarang penuh kesantunan dan pujian.

Beberapa saat kemudian, saudaranya pulang dari hutan sambil membawa seikat kayu bakar dipunggungnya, akan tetapi saat itu tidak ada lagi harimau yang menemaninya. Ketika mereka berbincang di dalam rumah, datanglah isteri lelaki shaleh tersebut yang melayaninya dengan tingkah laku dan tutur kaya yang baik. Sang suami terlihat sangat senang dengan istrinya.

Sang tamu heran, kemudian bertanya : “Tahun lalu aku datang mengunjungimu dan menjumpai wanita yang buruk lisan dan akhlaknya, dan waktu itu aku juga melihat kamu pulang dari gunung ditemani harimau yang membawa kayu, dan harimau tersebut tampak sangat patuh kepadamu”

Sang tamu kemudian melanjutkan : “Akan tetapi hari ini aku menjumpai istrimu yang sangat baik lisannya dan sangat baik akhlaknya, akan tetapi sekarang kamu pulang dan membawa kayu sendiri tanpa ditemani harimau yang dulu membantumu, Apa sebenarnya yang terjadi?”.

Lelaki shaleh itupun lalu menjawab : “Istriku dulu yang buruk akhlaknya itu sekarang sudah meninggal, dulu aku bersabar menerima perlakuan buruknya, saat itu aku merasa bebanku sangat berat. Karena kesabaran dan beban berat yang aku tanggung, akhirnya Allah memberikan kemampuan kepada diriku untuk menjinakkan seekor harimau yang membantuku membawa kayu bakar setiap hari. Lalu setelah istriku yang buruk akhlaknya itu meninggal, aku menikah dengan wanita yang shalihah dan aku merasa tenteram bersamanya, maka Allah tak memberikan lagi kemampuan kepadaku untuk menundukkan harimau, sehingga aku harus memikul kayu sendiri”

Setelah mendengar jawaban tersebut, sang tamupun senang dengan kondisinya saudaranya sekarang, kemudian iapun berpamitan untuk pulang. Iapun pulang dengan membawa kisah hikmah yang luar biasa, betapa kesabaran itu tidak mudah, maka pantaslah Allah memuliakan orang-orang yang bersabar.



Post a Comment for "Kisah lelaki Shaleh, Seekor Harimau dan Istri Yang Galak"