Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Indahnya Pernikahan Tanpa Pacaran dan Kiat Agar Pernikahan Menjadi Langgeng

INDAHNYA PERNIKAHAN TANPA PACARAN DAN KIAT AGAR PERNIKAHAN MENJADI LANGGENG

Indahnya Pernikahan Tanpa Pacaran dan Kiat Agar Pernikahan Menjadi Langgeng
Gambar : Keluarga Bahagia

Dalam Islam tidak ada dan tidak dikenal istilah pacaran dulu sebelum pernikahan. Yang ada adalah sebatas saling mengenal saja atau dalam istilah agama dikenal dengan istilah ta'aruf, itupun harus memerhatikan etika serta sopan santun dan tidak boleh berduaan dengan alasan apapun sebelum adanya akad nikah.

Dalam kenyataannya, berpacaran selama bertahun-tahun ternyata tidak menjamin adanya kelanggengan dalam hubungan dua orang yang menjalaninya. Namun sebaliknya, orang yang tidak pernah pacaran, malah keluarganya bisa langgeng. Dan sudah tentu, di antara yang kita harapkan dari adanya sebuah pernikahan adalah kelanggengan atau dalam bahasa agama diredaksikan dengan mawaddah (kesetiaan).

Oleh karena itu, salah satu di antara hal yang perlu diperhatikan untuk itu adalah tatkala seorang suami untuk pertama kalinya bertemu dengan istri setelah akad nikah dan telah sah menjadi suami istri, seyogianya dia membaca doa berikut ini :

“Allahumma inni as`aluka khairaha wa khaira ma jabaltaha'alaihi, wa a'ûdzu bika min syarriha wa syarri ma jabaltaha'alaihi”

Artinya : "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikannya serta kebaikan yang telah Engkau tetapkan padanya, dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kejahatannya serta kejahatan yang telah Engkau tetapkan padanya." (HR. Abu Dawud).

Dalam riwayat lain dikatakan: "Maka hendaklah memegang keningnya lalu mendoakan keberkahan pada perempuan tersebut."

Perlu diingat, bahwa kita dapat bertemu, berjodoh, lantas menikah dengan pasangan kita merupakan suratan ketentuan yang telah ditakdirkan oleh Allah

Oleh karena itu kita harus mengembalikan semuanya kepada Allah SWT, bersyukur kepada-Nya serta memohon kebaikan dan perlindungan dari-Nya. Sebab, apapun yang kita lakukan tidak akan berarti bila tanpa ada izin dari Allah.

Untuk seorang istri, langkah pertama dalam memasuki pintu gerbang rumah tangga merupakan satu hal yang cukup menentukan. Ada satu kata kunci yang harus diperhatikan di saat seperti itu, yakni keikhlasan. Keikhlasan dalam menerima orang asing yang sekarang sudah secara sah menjadi suaminya, keikhlasan dalam memulai kehidupan baru yang warnanya tidak lagi seperti warna kehidupan sebelumnya ketika masih lajang. Sekali lagi keikhlasan diperlukan, sebab bagaimana istri akan bisa mengisi berbagai bagian kehidupan dalam keluarganya dengan baik jika di awal langkahnya sudah diliputi dengan berbagai keraguan serta kecemasan. Di sinilah istri harus senantiasa memohon kepada Allah dengan memanjatkan doa kepadaNya, agar dapat memantapkan langkahnya sebagai mitra suami dalam menjalani kehidupan. Dengan do’a sebagai berikut :

“Allahummahdini wahdi zauji waj'alna min ahli baiti shalihin, Allahumma aqirra 'aini bihidayati zauji wa shalahihi wa taqwahu, allahummahdi zauji lil 'imani wa tsabbit-hu 'alaihi.

Artinya : "Ya Allah, tunjukkanlah aku serta suamiku dan jadikanlah kami di antara keluarga yang saleh, Ya Allah jadikanlah dia penyejuk hatiku dengan kebaikan, kesalehan, serta ketakwaannya. Ya Allah karuniakan pada suamiku hidayah iman dan teguhkanlah ia dengannya."

Kemudian di antara elemen-elemen penting yang dapat menumbuhkan rasa cinta harus senantiasa dijaga, di antaranya adalah indra yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada manusia itu sendiri, baik itu mulut, hidung, mata, dan telinga. Masing-masing saling memerhatikan dan take and give dalam rangka menggapai kebahagiaan rumah tangga. Saling memerhatikan, menjaga, dan melindungi merupakan faktor-faktor yang sangat mendasar dalam pemenuhan hak-hak dan kewajiban masing-masing dalam keluarga.

Untuk terciptanya kelanggengan dalam rumah tangga, maka di antara sikap penting yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Sikap lemah lembut. Rasulullah dalam sabdanya menyatakan: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang bersikap baik kepada keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik orang (di antara kalian) yang bersikap baik kepada keluargaku." (HR. Ibnu Majah). Dalam riwayat lain dikatakan: “Sebaik-baik perempuan adalah yang gampang melahirkan anak dan setia serta penyayang.” (HR.Baihaqi)

2. Kasih sayang. Allah berfirman dalam ayat-Nya, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tenteram kepadanya dan dijadikan di antaramu rasa kasih dan sayang." (ar-Rum : 21)

3. Saling percaya (tsiqah) dan berprasangka baik (husnudzan). Dalam salah satu riwayat dari Jabir bin Atiq dikatakan, bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Kecemburuan itu ada yang disukai oleh Allah dan ada juga yang dibenci oleh Allah. Adapun yang disukai adalah cemburu yang masih dalam keraguan, dan yang dibenci adalah cemburu dengan memastikan.” (HR. Abu Dawud). Hal itu disebabkan karena 'masih dalam keraguan', berarti ia masih percaya, bahwa hal yang tidak baik itu insyaallah tidak terjadi, yang berarti juga masih berpikir baik. Tapi kalau sudah memastikan (padahal hal yang tidak baik itu belum tentu terjadi benar), maka tsiqah telah dihilangkan dan akan muncul prasangka jelek.

4. Berpenampilan dengan penampilan yang baik nan mempesona, karena secara fitrah, manusia menyukai hal-hal yang baik. Dalam sebuah riwayat, dari Abdullah bin Mas'ud, dikatakan: “Ada seseorang bertanya kepada Nabi,'Bagaimana dengan seorang lelaki yang suka memakai baju dan sandal yang bagus-bagus?' Beliau menjawab: 'Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan'".(HR. Muslim) Dan dalam riwayat lain dikatakan, bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Sebaik-baik seorang perempuan adalah orang yang membuatmu senang jika engkau melihatnya."(HR.Thabrani dari Abdullah bin Salam).

5. Refreshing dan canda ria. Dalam salah satu riwayat, Rasulullah pernah bersabda: "Nikahlah dengan gadis dan engkau bisa bermain-main dengannya, ia pun bermain-main denganmu. Engkau bisa bercanda dengannya dan ia bisa bercanda denganmu." (HR. Bukhari dari Jabir bin Abdullah).

Demikian beberapa kiat yang dapat diterapkan dalam kehidupan berumah tangga, semoga keluarga kita selalu harmonis, langgeng dan bahagia.

Sumber : Do’a Istri Untuk Suami, Abu Ma’aris

Post a Comment for "Indahnya Pernikahan Tanpa Pacaran dan Kiat Agar Pernikahan Menjadi Langgeng"