Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Orang Tua Mengenalkan Surga Kepada Anak

Cara Orang Tua Mengenalkan Surga Kepada Anak
Gambar : Pixabay.com

Surga dan Neraka merupakan hal ghaib yang harus diimani oleh setiap muslim. Untuk mengenal surga dan neraka tersebut orang tua harus menceritakan agar anak dapat menggambarkan kondisi surga dengan imajinasi yang dimiliki oleh anak tersebut.

Rasulullah SAW menceritakan keadaan surga dan neraka sesuai dengan kondisi sang anak. Anas bin Malik sewaktu kecil tinggal bersama Rasulullah SAW. Rasulullah sangat menyayangi Anas dan sering bercerita kepadanya. Pada suatu hari Rasulullah SAW menceritakan tentang surga, maka seketika Anas bin Malik membulatkan matanya, indah berpijar, wajahnya sedap dipandang. Lalu dengan semangat ingin tahu, Anas menggoyang tangan Rasulullah Shallallalıu 'alaihi wa sallam, lalu berkata:

"Ayo, ceritakan padaku keadaan di surga."

Rasulullah tertawa seketika mendengar permintaan bocah laki-laki anak sahabatnya itu. Kendati demikian, beliau tetap memenuhi hasrat Anas.

"Akan aku ceritakan suatu rahasia tentang surga. Kau mau mendengarnya?”

Cepat sekali Anas kecil menganggukkan kepalanya, bibirnya tersenyum lebar.

Tangan Muhammad, Sang Kekasih Allah Subhanahu wa Ta'ala membuat lingkaran sebesar jangkauannya. Lalu, katanya, "Di surga, ada sebuah pohon yang besaaaaar sekali."

"Sebesar apa?"

“Besar sekali. Demikian besarnya, bayangan pohon itu bisa kita jelajahi selama 100 tahun."

Mulut kecil Anas bin Malik menganga. Seketika imajinasinya memuai mendengar kehebatan surga. Betapa menakjubkannya. Sebersit, timbul gairah di hatinya untuk bisa tinggal di surga kelak. Hidup berbahagia bersama Rasulullah.

Memiliki anak memang berjuta rasanya. Kadang senang, kadang juga “menjengkelkan”, begitulah kira-kira.

Terasa senang manakala melihat mereka sehat, cantik atau tampan, dan menggemaskan. Tapi bila saat rewel tiba dan semua keinginannya harus dinomorsatukan, rasanya emosi kita seperti ingin meledak. Apalagi bila kondisi badan dan psikis kita sedang lemah, wuihhhhh......dunia seperti terbalik!. Dan kita serasa ingin menghentak-hentakkan kaki.

Ada satu periode anak dimana kehadirannya lebih sering membuat kita tegang ketimbang senang. Saat itu adalah ketika daya imajinasinya berkembang pesat. Ia akan bertanya ini itu. Mengomentari ini itu. Bahkan, dia akan menunjuk hidung kita di depan orang lain, tanpa sungkan. Lalu bertanya, "Ini apa, Ummi?" Padahal dia sudah sering menanyakan itu.

Nah, pada periode inilah masa emas bagi kita untuk menanamkan rasa cinta mereka akan surga, sekaligus menegaskan akan siksa api neraka yang pedih. Caranya, tentu saja seperti yang diajarkan Rasulullah.

Beliau sengaja bercerita hal-hal yang menakjubkan tentang surga untuk membangkitkan imajinasi sekaligus semangat anak-anak agar mengejar imajinasi itu dengan usaha yang luar biasa.

Menyitir Muhammad Thalib dalam bukunya “Praktek Rasulullah SAW; Mendidik Anak Bidang Intelegensi dan Emosi”, seorang anak sangat senang bila diceritakan hal-hal yang imajiner. Dengan gambaran-gambaran yang menakjubkan, hal itu akan merangsang daya imajinasinya sehingga berkembang sedemikian rupa dalam mengkhayalkan surga yang begitu penuh dengan kehebatan.

Hal semacam ini juga sangat besar pengaruhnya pada diri anak-anak yang menyukai hal-hal imajinatif, sehingga mereka terpacu untuk mengejar semua itu.

Selain bercerita tentang surga, Rasulullah pun bercerita betapa mengerikannya keadaan di neraka. Dalam satu riwayat dikisahkan, ada seorang anak terkulai pingsan mendengar Rasulullah membacakan Al-Qur'an Surat At-Thahrim ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalahı dirimui da keluargamu dari api neraka yang bahan bakaniya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurlakai Allah terladap apa yang diperintahkan-Nya kepada” (QS At-Thahrim ayat 6).

Cermatilah, ayat itu berisi ancaman Allah. Orang yang tidak menjalankan perintah Allah akan masuk neraka.

Rasulullah kemudian memegang dada anak itu sehingga siuman. Nabi bersabda, “Bacalah Laa ilaaha illallah, kamu akan masuk surga." Lalu anak itu pun mengikutinya.

Setiap orangtua perlu menanamkan rasa cinta akan surge dan takut akan neraka, manakala usia mereka sudah mencapai 7 tahun ke atas. Banyak sarana yang bisa kita lakukan, misalnya membacakan ayat-ayat suci atau hadits yang berisikan kasih sayang Allah sekaligus ancaman-Nya. Bisa pula dengan membacakan sejarah para nabi dan rasul, sejarah para sahabat dan orang-orang shalih.

Nama-nama orang terkenal di langit (surga) seharusnya lebih membumi di telinga anak-anak kita daripada orang-orang yang terkenal di bumi. Kita usahakan dalam sehari atau seminggu, ada waktu istimewa bersama anak-anak untuk bicara tentang pengalamannya dan pesan-pesan akidah.

Terpenting lagi adalah contoh konkret dari orangtua untuk senantiasa menghindari hal-hal yang dilarang, semata-mata karena takut akan siksa Allah. Misalnya, jika membaca atau mendengarkan ayat-ayat yang berisi ancaman-ancaman dan siksa Allah yang sangat pedih, kita menangis sungguh-sungguh atau membaca, " Astnghfirllah hal adziim."

Sikap dan ucapan seperti itu akan memberikan bekas yang mendalam di pikiran anak-anak sehingga mereka meniru. Jadi, ini merupakan cara praktis bagi orangtua untuk menanamkan rasa takut terhadap ancaman Allah sehingga menjauhkan anak-anak dari perbuatan yang melanggar ketentuan Allahnya.

Insya Allah, anak akan terbiasa menjaga perilakunya dari berbuat maksiat. Mereka akan mempertimbangkannya dalam-dalam.

Perlu diingat bahwa materi akidah yang berisi ancamàn harus benar-benar sebanding lurus dengan motivasi pahala kebaikan berupa surga, sehingga terjadi keseimbangan. Dengan praktik ini diharapkan kita sebagai orangtua bisa melaksanakan perintah Allah, yaitu menjaga anak-anak dari siksa api neraka dan mengantarkannya ke surga.

Akhirnya, lisaanul-haal afshahu min lisaanil maqaal, figur teladan orangtua lebih jitu dari sekadar ucapan belaka. Wallahu alam.

Sumber : Arivati Rohani

Post a Comment for "Cara Orang Tua Mengenalkan Surga Kepada Anak"