Kisah Penyihir Jahat Dan Wabah Blue Death (Part 2)
KISAH PENYIHIR JAHAT DAN WABAH BLUE DEATH (Part II)
Gambar : Pixabay.com
Dua tahun kemudian, Nolan pun terbiasa dengan kehidupan barunya di Desa Murren, desa sebelahnya. Seperti biasa ia pergi kerja ke toko kue dengan penghasilan yang mencukupi dan Ia selalu pergi tepat waktu. Nolan termasuk pekerja yang teladan ditempat kerjanya.
Suatu hari ditempat kerja Nolan disapa oleh temannya.
“Hai Nolan!” sapa Marie rekan kerja Nolan, Marie sedang menyadarkan Nolan dari lamunannya “Oh... Hai Marie” jawab Nolan yang tersadar dari lamunannya
“Apa yang sedang kamu pikirkan Nolan, apakah ada sesuatu yang mengganggumu?” tanya Sam rekan yang berangkat kerja dengan marie, Nolan hanya menggelengkan kepalanya
“Apakah kalian telah mendengar kabar tentang wabah yang menyebar di Desa Wowonogi, desa sebelah?” tanya marie kepada Nolan dan Sam.
“Apakah yang kamu maksud adalah wabah ‘Blue death’!?” jawab Sam sambil memastikan,
“Blue Death? Bagaimana bisa wabah itu disebut Blue Death?” tanya Nolan yang masih belum mendengar kabar tentang desanya itu. “
Marie menjawab “Itu karena, setiap pasien yang terkena wabah memiliki warna kulit yang pucat dan kebiru biruan dan tentunya menyebabkan kematian.”
“Kudengar wabahnya mulai menyebar kedesa kita..” lanjut marie,
“Apa yang benar saja!?” Nolan mulai panik, “apakah wabah itu tidak bisa dihilang kan?” tanya Sam
“Oh ya.. kudengar wabah itu berasal dari penyihir, itu berarti yang bisa menghilangkan wabah itu adalah penyihir juga...” jawab Lucas yang menyela pembicaraan mereka “Penyihir?..” Nolan mulai mengingat penyihir yang pernah menolongnya.
“Jika tidak salah di desa kita ada seorang wanita yang bernama Mergasy dijuluki dengan penyihir..” gumam Sam, “Dimana alamatnya?..” tanya Nolan yang ingin tahu.
“Apakah Kau gila? Kau ingin bertemu dengan penyihir?!” Lucas memarahi Nolan yang ingin bertidak semberono “saranku kau jangan pergi kesana! Itu terlalu bahaya!!” larang Sam
“jika kau pergi Nolan, Aku akan memberimu pelajaran!” tegas marie
“Loh kenapa kalian khawatir... Tenang saja aku tidak akan pergi, aku hanya mau tahu di mana alamatnya saja!?” jawab Nolan, “sepertinya kita terlalu panik deh...” jawab lucas
“Ah... rupanya begitu...” Marie pun menghela nafas, tapi Sam tetap saja masih meragukannya.
Selang beberapa hari, wabahnya sudah menyebar sampai ke Desa Murren, para pekerjapun diliburkan untuk beberapa waktu hingga di mana saat Nolan mulai nekat untuk bertemu dengan penyihir yang bernama Mergasy itu.Tanpa berpikir panjang ia pun pergi keluar dari rumahnya dengan menutupi kain di wajahnya, hingga akhirnya ia sampai di depan rumah penyihir itu...
“Apakah benar ini rumah penyihir yang mereka maksud?” Gumam Nolan,
“Siapa yang sedang kau cari, anak muda?” Tiba-tiba terdengar suara, Nolanpun kaget mendegar suara wanita itu, ia pun berbalik badan “ada seorang wanita dengan wajah yang tertutupi dengan bayangan?”katanya dalam hati.
“Apakah benar kau adalah Merga?”tanya Nolan yang berusa memberanikan diri
Wanita itu pun tersenyum sambil menjawab “Apa yang kau inginkan Nolan?”
“Bagaimana kau bisa tahu kalau aku itu Nolan?” wanita itu hanya tersenyum sambil bertanya “Apa yang kau mau?”
“Aaku mau wabah ini hilang!!” jawab Nolan yang mulai waspada pada penyihir itu.
“Apa imbalannya, menghilangkan wabah itu akan membutuhkan kekuatanku, jadi aku membutuhkan sesuatu untuk imbalannya.” tanya penyihir itu
“Aku akan memberimu kue yang kubuat untukmu sehari satu!” jawab Nolan yang berusaha memberanikan diri
“kue? Satu sehari? Hanya itu?” tanya penyihir “hahaha... kau pikir aku ini siapa? Aku adalah senior dari penyihir yang memberi wabah, aku lebih hebat, dan kau memberi imbalan untukku hanya dengan satu potong kue sehari? Kau meremehkanku?!” penyihir itu mulai marah
“Lalu apa yang kau inginkan?”tanya Nolan yang mulai ketakutan “Ah apa ya...” kata penyihir itupun terpotong.
Tiba-tiba Nolan berkata “bagaimana jika aku memberi mu nyawaku?”
“Apakah kau serius ingin memberikan nyawamu?” tanya penyihir itu.
“Ya! Dari pada aku harus mati terkena wabah, lebih baik aku mati menjadi tumbal dengan begitu matiku tidak akan sia sia!” jawab Nolan dengan mantap. Penyihir itu tertawa kecil “ baiklah jika itu yang kau mau Nolan!”
Selama beberapa beberapa waktu terjadilah pertempuran antara dua penyihir, akan tetapi karena Mergasi lebih berpengalaman akhirnya ia menang. Maka dalam sekejap wabah itu hilang, desa yang tadinya gelap dan suram seketika cerah, Nolan pun dengan pasrah menyerahkan dirinya.
“Baiklah, lupakan saja imbalan yang tadi kita bicarakan anggap saja hari ini kau beruntung, selamat untukmu Nolan sang pahlawan selamat nikmati hidupmu Nolan!” Penyihir itu pun menghilang dari hadapan Nolan
Beberapa hari kemudian, aktivitas yang awalnya dihentikan mulai berjalan lagi seperti semula. Wabah itu menghilang total tidak ada seorangpun yang tau apa penyebab wabah itu menghilang, para petugas keamanan yang dikirim oleh Raja Benton II dari kerajaan mulai bergerak untuk membersihkan desa-desa yang telah terkena wabah dan Nolan pun kembali bekerja ke toko kue sebagaimana biasanya.
Tamat ..
Penulis : Nayla dan Nissa
Post a Comment for "Kisah Penyihir Jahat Dan Wabah Blue Death (Part 2)"